Lumajang – Gagal panen akibat bencana alam, serangan hama, atau penyakit tanaman kini bukan lagi mimpi buruk yang harus ditangisi oleh petani Lumajang. Pemerintah Kabupaten Lumajang menghadirkan solusi nyata melalui program Asuransi Usahatani Tanaman Padi (AUTP), yang dirancang untuk melindungi petani dari kerugian besar saat hasil panen tidak sesuai harapan.
Pada tahun 2025 ini, Pemkab Lumajang mengalokasikan anggaran sebesar Rp36 juta dari APBD untuk membayar premi asuransi seluas 1.000 hektare lahan pertanian.
Baca juga: Pertanian Dongkrak Ekonomi Banjarwaru, Petani Jadi Motor Kemajuan Desa
Pemerintah menanggung 80 persen biaya, sementara petani cukup membayar Rp36.000 per hektare—jumlah yang tergolong ringan jika dibandingkan dengan risiko gagal panen yang bisa berujung kebangkrutan.
Program ini menyasar lima kecamatan rawan bencana, yaitu Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Yosowilangun, dan Rowokangkung. Petani cukup mendaftar melalui kelompok tani dan membayar sebagian premi, lalu otomatis mendapatkan perlindungan asuransi selama satu musim tanam.
Sukarno Mukti, Analis Prasarana dan Sarana Pertanian DKPP Lumajang, menjelaskan bahwa petani dapat mengajukan klaim hingga Rp6 juta per hektare jika kerusakan tanaman mencapai minimal 70 persen, baik akibat bencana alam maupun serangan hama. Klaim dilakukan setelah proses verifikasi oleh dinas terkait dan pihak asuransi.
“Ini bentuk nyata kehadiran negara. Ketika panen gagal, petani tidak dibiarkan menanggung sendiri kerugian. Dengan premi ringan, manfaatnya luar biasa,” ujar Sukarno, Kamis (10/7/2025).
Ia juga menambahkan bahwa kesadaran petani untuk ikut program asuransi ini terus meningkat. Jika partisipasi terus bertambah, Pemkab membuka peluang untuk memperluas cakupan lahan yang diasuransikan.
Baca juga: Atlas Tumbangkan Puebla 3-2 Lewat Comeback Dramatis di Jornada 1 Liga MX
Bagi petani yang tertarik mengikuti program ini, cukup menghubungi penyuluh pertanian setempat. Pemerintah juga terus mengintensifkan edukasi dan pendampingan agar AUTP menjadi tameng efektif bagi petani dalam menghadapi ketidakpastian iklim dan risiko pertanian.
Posted in Berita Daerah