11042453733340830034

Perang Tarif AS-China Timbulkan Dampak ke Rantai Pasok Global

mediaped | May 14, 2025

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kesepakatan pemangkasan tarif dagang hingga 115% antara AS dan China terjadi tepat saat kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump menimbulkan dampak pada rantai pasok di kawasan Amerika dan Asia.

Mengutip CNBC International, Rabu (14/5/2025) Indeks Volatilitas Rantai Pasokan Global GEP mencatat penurunan tajam dalam aktivitas pembelian pada bulan April 2025, setelah tergesa-gesa menimbun pasokan.

“Penghentian sementara tarif merupakan kelegaan besar bagi produsen di AS dan China,” kata John Piatek, wakil presiden konsultan GEP.

“Indeks Volatilitas Rantai Pasokan kami menunjukkan permintaan manufaktur di China menurun tajam, dan produsen AS secara agresif menimbun input utama untuk menahan tarif,” ungkapnya.

Namun menurut Piatek, penurunan tarif AS-China belum dapat meredakan kecemasan produsen AS tentang cara mengurangi risiko terkait dalam jangka panjang.

Data Indeks Volatilitas Rantai Pasokan Global

Indeks Volatilitas Rantai Pasokan Global GEP melacak kondisi permintaan, kekurangan, biaya transportasi, inventaris, dan tumpukan barang berdasarkan survei bulanan terhadap 27.000 bisnis.

“Saat mereka bermanuver untuk mengurangi risiko dan membatasi paparan terhadap China, lanskap yang berubah dengan cepat dan ketidakpastian mengaburkan prospek produsen dan melemahkan investasi modal dan rantai pasokan mereka,” jelasnya.

“Pukulan pertama perang tarif telah menimpa produsen global,” kata Piatek.

Data tersebut menunjukkan peningkatan seperti “tongkat hoki” pada bulan April, menurut Piatek, dengan perusahaan-perusahaan di Amerika secara agresif menimbun inventaris pada “tingkat yang mengkhawatirkan.”

Data GEP juga menunjukkan peningkatan kapasitas cadangan di seluruh rantai pasokan Asia pada April 2025, yang dipimpin oleh China, Taiwan, dan Korea Selatan.

Pelabuhan AS Pastikan Tak Kekurangan Rantai Pasok

CEO Pelabuhan Virginia, Stephen Edwards mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa, jika Asia Tenggara Asia Selatan, dan Eropa memiliki rantai pasok lebih banyak daripada Tiongkok, pelabuhan AS diposisikan untuk pertumbuhan itu.

“Pertumbuhan tercepat kami selama empat tahun terakhir adalah anak benua India, lalu Vietnam, lalu Eropa,” kata Edwards.

Ditambahkannya, perdagangan dari Tiongkok juga tidak mengalami perubahan selama empat tahun terakhir di Pelabuhan Virginia.

“Itu adalah blok perdagangan terbesar kedua kami setelah Uni Eropa. Jadi itu masih blok besar,” katanya.

“Tetapi jika itu akan bermigrasi seiring waktu, apa pun lingkungan perdagangan yang baru, ada peluang. Kami belum melihat perjanjian perdagangan, tetapi kami yakin itu akan lebih sedikit Tiongkok dan lebih banyak dari Asia Tenggara dan Eropa. Saya pikir kami berada di posisi yang cukup bagus,” kata Edwards.

AS-China Sepakat Pangkas Tarif Impor Masing-masing Hingga 115%, Ini Rinciannya

Amerika Serikat (AS) dan China sepakat untuk menurunkan pemberlakuan tarif impor masing-masing sebesar 115% pada akhir pekan.

China akan menangguhkan tarif awal 34% terhadap AS yang diumumkannya pada 4 April 2025 selama 90 hari, tetapi akan mempertahankan tarif 10% selama periode jeda.

Sementara itu, Amerika Serikat akan menangguhkan tarif timbal balik 34% yang dikenakan pada 2 April 2025 selama 90 hari, tetapi mempertahankan tarif 10% selama periode jeda.

 

TAGS

Posted in

17897693842308995060

Berita Lainnya

Baca Juga