GRIB Jaya Akui Menduduki Lahan Sengketa BMKG atas Permintaan Ahli Waris

Ketua GRIB Jaya Tangerang Selatan (lenteraindonesia.net)

Tangerang Selatan — Organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya mengakui telah menduduki lahan sengketa milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Pondok Betung, Tangerang Selatan, atas permintaan ahli waris.

Sekretaris Jenderal GRIB Jaya, Zulfikar, menyatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan setelah menerima kuasa dari ahli waris untuk memperjuangkan hak atas tanah yang disengketakan.

“Lahan sengketa tersebut merupakan permasalahan hukum antara BMKG dan ahli waris. GRIB Jaya menerima kuasa dari ahli waris untuk memperjuangkan tanah tersebut,” ujar Zulfikar dalam program ‘Kontroversi’ di Metro TV.

Sebelumnya, posko GRIB Jaya di lahan tersebut dibongkar oleh aparat karena dianggap menduduki lahan secara ilegal. Pimpinan GRIB Jaya Tangerang Selatan juga ditangkap karena menyewakan lahan tersebut kepada pedagang dengan harga tinggi.

Polemik ini menambah daftar kontroversi yang melibatkan GRIB Jaya di berbagai daerah. Di Bali, Wakil Gubernur I Nyoman Giri Prasta menolak kehadiran GRIB Jaya, menyatakan bahwa keamanan dan ketertiban sudah dijaga oleh pecalang dan desa adat.

Partai Gerindra Bali juga membantah keterkaitan dengan GRIB Jaya, meskipun beredar foto pelantikan pengurus ormas tersebut dengan latar bendera partai.

Di Kalimantan Tengah, Aliansi Masyarakat Dayak Bersatu menggelar aksi menolak GRIB Jaya, menilai keberadaan ormas tersebut tidak memberikan dampak positif dan berpotensi menimbulkan konflik.

Menanggapi berbagai kontroversi ini, Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan ormas yang melanggar hukum. Ia meminta kepala daerah untuk tidak takut menindak tegas ormas yang tidak tertib, termasuk GRIB Jaya.

Situasi ini menunjukkan perlunya pengawasan ketat terhadap aktivitas ormas di Indonesia agar tidak melanggar hukum dan merugikan masyarakat.

Sumber: tvonenews