Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa perubahan iklim memiliki dampak signifikan terhadap penyebaran berbagai penyakit, khususnya yang ditularkan melalui vektor seperti nyamuk.
Kondisi iklim tropis di Indonesia, dengan suhu dan kelembapan tinggi, menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, vektor utama penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan chikungunya.
Baca juga: Pengungkapan Jaringan Narkoba Internasional: 213 Ribu Jiwa Diselamatkan
Perubahan pola curah hujan dan suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat memperluas habitat nyamuk ke wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak terdampak.
Hal ini berpotensi meningkatkan risiko penyebaran penyakit tular vektor di berbagai daerah. Selain itu, fenomena cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan juga dapat mempengaruhi dinamika penyebaran penyakit.
BRIN menekankan pentingnya upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat.
Baca juga: Minat Masyarakat terhadap Kendaraan Listrik Meningkat, Pemerintah Perkuat Dukungan
Langkah-langkah tersebut meliputi peningkatan sistem peringatan dini, penguatan infrastruktur kesehatan, serta edukasi masyarakat tentang pencegahan penyakit tular vektor. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini.
Penelitian yang dilakukan oleh BRIN bertujuan untuk memahami hubungan antara perubahan iklim dan penyebaran penyakit, serta mengembangkan strategi penanggulangan yang efektif.
Dengan data dan analisis yang akurat, diharapkan dapat diambil kebijakan yang tepat untuk melindungi kesehatan masyarakat di tengah perubahan iklim yang terus berlangsung.
Editor: Ayu
Sumber: BRIN