Jakarta – Anime kini tidak hanya menjadi hiburan anak muda, tetapi juga digunakan sebagai strategi komunikasi politik di Indonesia.
Sejumlah tokoh politik nasional, seperti Anies Baswedan, Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo, menggunakan elemen anime dalam kampanye mereka untuk menarik simpati generasi muda.
Penggunaan simbol dan referensi anime, seperti kostum Naruto, simbol One Piece, hingga salam ala Hunger Games, menjadi cara untuk menciptakan kedekatan emosional dengan pemilih muda, khususnya dari kalangan milenial dan Gen Z.
Baca juga: Marsma TNI Fajar Adriyanto Gugur dalam Kecelakaan Pesawat Latih di Bogor
Fenomena ini mencerminkan tren global di mana budaya populer digunakan dalam ruang politik.
Komunitas penggemar anime (fandom) di Indonesia juga mulai aktif menyuarakan aspirasi politik, seperti dalam aksi mahasiswa yang membawa poster bertema anime atau menggunakan istilah khas dalam protes sosial.
Secara global, anime telah menjadi alat diplomasi budaya Jepang lewat strategi “Cool Japan”, yang turut berpengaruh di Indonesia melalui festival, media, hingga komunitas daring.
Baca juga: Masyarakat Jawa Timur Harus Tau ada “Mega Korupsi APBD yang Dikelola PT JPU”
Nilai-nilai budaya Jepang yang tersirat dalam anime dinilai mampu membentuk kesadaran sosial dan politik generasi muda Indonesia.
Meski demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam membangun industri kreatif yang mampu menyaingi pengaruh budaya luar. Penguatan konten lokal dinilai penting agar Indonesia juga mampu menjadikan budaya populer sebagai kekuatan lunak (soft power) nasional.
Sumber: cnbcindonesia
Posted in Opini & Artikel, Politik & Pemerintahan